October 31, 2012

Proses Kolam Oksidasi Pada Benih 7-8 dengan tingkat kepadatan 3300 ekor/m2 tahap uji coba


Read more »

May 18, 2012

Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) SNI : 01- 6484.1 - 2000


Standar Nasional Indonesia
SNI : 01- 6484.1 - 2000
Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus)
kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01- 6484.1 - 2000
Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus)
kelas induk pokok (Parent Stock)

Daftar Isi


Halaman

Prakata............................................................................................................................ 1
Pendahuluan ................................................................................................................... 1
1 Ruang lingkup............................................................................................................... 2
2 Deskripsi ..................................................................................................................... 2
3 Istilah dan singkatan ..................................................................................................... 2
4 Klasifikasi..................................................................................................................... 4
5 Persyaratan .................................................................................................................. 4
6 Cara pengukuran dan pemeriksaan................................................................................. 5



Prakata

Standar ini diterbitkan oleh Badan Stnadarisasi Nasional ( BSN ) sebagai pihak yang

berwenang mengkoordinasikan standar sesuai dengan Keppres RI No. 13 tahun 1997.
Standar ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen benih, penangkar
dan instansi yang memerlukan.

Penyusunan standar induk ikan lele dumbo kelas induk pokok menggunakan acuan
dari:

a) Keputusan Menteri Pertanian No. 26/Kpts/OT.210/1/98 tentang Pedoman
Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional dalam konsiderans.

b) Pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (Pedoman 8 - 2000).

c)
Data dan informasi teknis dari pihak dan instansi terkait, yaitu Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan), Perguruan Tinggi, Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perinanan.

d) Hasil penelitian dan perekayasaan produksi induk ikan lele dumbo oleh UPT Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan UPT Direktorat
Jenderal Perikanan.

1 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


Pendahuluan

Standar induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C. fuscus) kelas induk pokok
disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat
produk induk lele dumbo kelas induk pokok banyak diperdagangkan serta mempunyai
pengaruh terhadap mutu benih yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis
tertentu.

Standar induk ikan lele dumbo kelas induk pokok diharapkan dapat dipergunakan
sebagai acuan oleh produsen benih, penangkar dan instansi yang memerlukan terutama
untuk pembinaan mutu induk dalam rangka sertifikasi.

1 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


1 Ruang lingkup

Standar induk ikan lele dumbo kelas induk pokok meliputi deskripsi, istilah dan
singkatan, klasifikasi dan persyaratan yang berdasarkan kriteria kualitatif dan kriteria
kuantitatif serta cara pengukuran.

2 Deskripsi

Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus x

C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama kali masuk ke Indonesia pada
tahun 1985. Secara biologis ikan lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan jenis lele lainnya, antara lain lebih mudah dibudidayakan dan dapat dipijahkan
sepanjang tahun, fekunditas telur yang besar serta mempunyai kecepatan tumbuh dan
efisiensi pakan yang tinggi.
Ikan lele dumbo dicirikan oleh jumlah sirip punggung yaitu D.68-79, sirip dada yaitu
P.I.9-10, sirip perut V.5-6, sirip anal A.50-60 dan jumlah sungut 4 pasang, 1 pasang
diantaranya lebih besar dan panjang. Perbandingan antara panjang standar terhadap
tinggi badan adalah 1:5-6 dan perbandingan antara panjang standar terhadap panjang
kepala 1:3-4. Klasifikasi ikan lele dumbo pada Lampiran A.

Ikan lele dumbo memiliki alat pernapasan tambahan berupa aborescen yang merupakan
kulit tipis, menyerupai spon, yang dengan alat pernapasan tambahan ini ikan lele dumbo
dapat hidup pada air dengan kondisi oksigen yang rendah. Saat ini kegiatan budidaya
lele dumbo telah berkembang luas, terutama di Pulau Jawa.

3 Istilah dan singkatan

3.1
induk penjenis (Great Grand Parent Stock - GGPS)

induk ikan yang dihasilkan oleh dan dibawah pengawasan penyelenggara pemulia.

3.2
Induk dasar (Grand Parent Stock - GPS)

induk ikan keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas
induk dasar.

2 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


Induk pokok (Parent Stock - PS)

induk ikan keturunan pertama dari induk dasar atau induk penjenis yang memenuhi
standar mutu kelas induk pokok.

3.4

gonad

adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan
betina dan sperma pada ikan jantan.

3.5

matang gonad

pada ikan betina adalah kondisi ikan yang sudah siap untuk dikawinkan (dipijahkan)
yang ditandai oleh perut membesar dan bila diraba terasa lembek. Diameter telur
mencapai ukuran 1,4 mm-1,5 mm. Pada ikan jantan, ditandai oleh urogenitalnya yang
memerah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip anal
(Gambar 1).

3.6
fekunditas

jumlah telur ikan yang dikeluarkan per satuan bobot badan.

3.7
D.68-79

sirip punggung (dorsal fin) yang memiliki 68 buah - 79 buah jari-jari sirip lunak.

3.8
P.I.9-10

sirip dada (pectoral fin) yang memiliki 1 buah jari-jari sirip yang mengeras dan 9 buah 10
buah jari-jari sirip lunak.

3.9
V.5-6

sirip perut (ventral fin) yang memiliki 5 buah-6 buah jari-jari sirip lunak.

3 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


A.50-60

sirip dubur (anal fin) yang memiliki 4 buah - 6 buah jari-jari sirip lunak.

TC (Toka Color)

nama sumber standar warna dari Cemani Toka.

4 Klasifikasi

Induk ikan lele dumbo kelas induk pokok digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan mutu
berdasarkan kriteria kualitatif dan kuantitatif.

5 Persyaratan

5.1 Kriteria kualitatif
a) Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk dasar.

b) Warna : bagian atas kepala berwarna hijau kehitaman (TC 609), bagian punggung
atas sampai pangkal ekor berwarna hijau kecoklatan (TC 605 kearah TC 079)
dengan loreng berwarna coklat kehitaman (TC 537 kearah TC 618), mulai kepala
bagian bawah sampai ke pangkal ekor berwarna putih keruh.

c) Bentuk tubuh : bagian kepala pipih horisontal, bagian badan bulat memanjang dan
bagian ekor pipih vertikal.

d) Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada
kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli jasad
patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang
normal dan tubuh berlendir.

e) Gerakan : Lamban dan jinak.

5.2 Kriteria kuantitatif
Kriteria kuantitatif sifat reproduksi seperti pada Tabel 1.


4 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


Tabel 1 Kriteria kuantitatif sifat reproduksi


Kriteria Satuan
Jenis Kelamin
Jantan Betina
1. Umur induk bulan 8-12 12-15
2. Panjang standar cm 40-45 38-40
3. Bobot badan pertama matang
gonad
g/ekor 500-750 400-500
4. Fekunditas butir/kg bobot
tubuh
-50 000-100 000
5. Diameter telur mm -1,4-1,5

Cara pengukuran dan pemeriksaan

6.1 Cara menentukan umur
Umur dihitung sejak telur menetas.

6.2 Cara menentukan kematangan gonad
a) Cara menentukan kematangan gonad ikan jantan dilakukan dengan melihat
urogenitalnya. Ikan jantan yang telah matang gonad ditandai dengan urogenitalnya
yang memerah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip
ekor.

b) Cara menentukan kematangan gonad ikan betina adalah dengan meraba perut yang
membesar dan terasa lunak serta bila diurut ke arah anus, ikan betina yang telah
matang gonad akan mengeluarkan telur berwarna hijau kekuningan (TC 018).

6.3 Cara mengukur diameter telur
Cara mengukur diameter telur adalah dengan mengambil 30 (tiga puluh) butir telur
kemudian diukur diameternya menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer.

6.4 Cara mengukur panjang standar, panjang kepala dan tinggi badan
a) Cara mengukur panjang standar dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung
mulut sampai dengan pangkal ekor yang dinyatakan dalam satuan centimeter
(Gambar 2).

5 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


b) Cara mengukur panjang kepala dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung
mulut sampai dengan ujung tengkorak bagian belakang yang dinyatakan dalam
satuan centimeter (Gambar 2).

c)
Cara mengukur tinggi badan dilakukan dengan mengukur garis tegak lurus dari
dasar perut sampai ke punggung dengan menggunakan mistar atau jangka sorong
yang dinyatakan dalam satuan centimeter (Gambar 2).

6.5 Cara mengukur bobot badan
Cara mengukur bobot badan dilakukan dengan menimbang ikan per individu
menggunakan timbangan yang dinyatakan dalam gram (g).

6.6 Cara memeriksa kesehatan
a) Pengambilan contoh untuk pengujian kesehatan ikan dilakukan secara acak
sebanyak 1% dari populasi, dengan jumlah maksimal 10 ekor baik untuk
pengamatan visual maupun mikroskopik.

b) Pengamatan visual dilakukan untuk pemeriksaan adanya gejala penyakit dan
kesempurnaan morfologi ikan.

c) Pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit,
jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji.

6.7 Cara memeriksa kemurnian ikan
Cara memeriksa kemurnian ikan dilakukan dengan pengambilan contoh darah/jaringan
ikan untuk pengujian di laboratorium uji.


6 dari 6

Induk Ikan lele Dumbo


Gambar 1. Kelamin jantan dan betina ikan lele (Clarias sp.)


1 : Panjang Standar
2 : Panjang Kepala
3 : Tinggi Badan

Induk Ikan lele Dumbo


Lampiran A
Klasifikasi ikan lele dumbo
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.

Induk Ikan lele Dumbo


Read more »

May 3, 2012

PRICE LIST



Sedia kirim benih keseluruh indonesia
*Kapasitas benih utk Cargo 

2-3 = 1 coli (8000 ekor)
3-4 = 1 coli (6000 ekor)
4-5 = 1 coli (4000 ekor) 
5-6 = 1 coli (3000 ekor)


HARGA ONGKOS KIRIM
DAFTAR HARGA CARGO PER 1 BOX/COLI



·         pengiriman melalui cargo pesawat artinya bibit ikan di ambil di airport/bandara.
·         harga fleksibel artinya pembelian dalam jumlah banyak dapat menghubungi kami.
·         harga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kebijakan dari kami.
Read more »

Menggaji Diri Sendiri





Menggaji diri sendiri? untuk apa? bukankah usaha ini milik saya pribadi? bukankah semua keuntungan nantinya juga kembali lagi kepada saya?
Mungkin itu beberapa pertanyaan yang muncul dibenak kita selaku pemilik merangkap pengelola usaha.

Fakta di Lapangan menunjukan bahwa hampir semua pemilik usaha kecil umumnya juga merangkap sebagai pengelola sehari - hari.
Melakukan hampir semua kegiatan manajerial dan operasional mulai dari mempersiapkan bahan baku, memproses, menjual bahkan mempromosikan kepada calon konsumen.

Semua dilakukan oleh pemilik usaha yang bersangkutan. Namun kebanyakan pengusaha kecil, mengabaikan kontribusi pribadi dalam mengelola usahanya.
Yang mana seharusnya kontribusi tersebut dinilai secara nominal yang dapat diwujudkan dalam bentuk honor atau gaji sebagai pengelola.

Karena apakah waktu, energi, bensin dan lainnya yang kita keluarkan atau buang dalam mengelola usaha sendiri harus kita relakan begitu saja?

Dengan memberikan gaji kepada diri sendiri sebagai pengelola usaha, pemilik usaha dapat lebih tepat dalam menentukan harga jual produk yang dijualnya.

Penentuan harga jual produk yang lebih baik tentunya lebih menguntungkan bagi pemilik usaha yang pada akhirnya perhitungan terhadap laba-rugi usaha menjadi lebih tepat dan terukur.

Menggaji Diri Sendiri

Menggaji diri sendiri? untuk apa? bukankah usaha ini milik saya pribadi? bukankah semua keuntungan nantinya juga kembali lagi kepada saya?
Mungkin itu beberapa pertanyaan yang muncul dibenak kita selaku pemilik merangkap pengelola usaha.
Fakta di Lapangan menunjukan bahwa hampir semua pemilik usaha kecil umumnya juga merangkap sebagai pengelola sehari - hari.
Melakukan hampir semua kegiatan manajerial dan operasional mulai dari mempersiapkan bahan baku, memproses, menjual bahkan mempromosikan kepada
calon konsumen. Semua dilakukan oleh pemilik usaha yang bersangkutan. Namun kebanyakan pengusaha kecil, mengabaikan kontribusi pribadi dalam mengelola usahanya.
Yang mana seharusnya kontribusi tersebut dinilai secara niminal yang dapat diwujudkan dalam bentuk honor atau gaji sebagai pengelola.
Dengan memberikan gaji kepada diri sendiri sebagai pengelola usaha, pemilik usaha dapat lebih tepat dalam menentukan harga jual produk yang dijualnya.
Penentuan harga jual produk yang lebih baik tentunya lebih menguntungkan bagi pemilik usaha yang pada akhirnya perhitungan terhadap laba-rugi usaha menjadi lebih tepat dan terukur.

Seberapa besar kita menggaji diri sendiri dalam usaha yang kita kelola?
 

Tidak ada ukuran atau patokan yang pasti untuk hal ini. Namun kita bisa mengukur berapa kita seharusnya dibayar dengan mengandaikan jika kita bekerja di tempat orang lain, berapa bayaran yang kita terima.
Tentunya dengan tingkat pekerjaan yang sama dengan yang kita lakukan di tempat usaha anda sendiri. Atau bisa juga dengan patokan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku di daerah usaha kita.
 
Jangan sampai kita hanya memiliki dan mengelola sebuah peternakan lele kecil kemudian kita menggaji diri sendiri sebesar 5 juta rupiah perbulan.
 
Menggaji diri sendiri juga akan menekan kemungkinan terjadinya Prive yang berlebihan pada dana pribadi yang sudah kita setor sebagai modal usaha.
Dengan demikian laba usaha yang terkumpul bisa di investasikan kembali sehingga usaha menjadi lebih berkembang.
 
Selain itu, keputusan untuk menggaji diri sendiri bisa menjadi semacam motivasi positif untuk lebih memajukan usaha. Jika kita ingin digaji lebih besar tentunya usaha yang dilakukan harus lebih keras dibandingkan sebelumnya. Laba harus lebih besar agar kita bisa menggaji diri kita lebih besar.
Read more »