April 30, 2012

Perbaikan kualitas benih

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS BENIH
Salah satu usaha yang mutlak dibutuhkan untuk mengembangkan budidaya ikan adalah penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah yang memadai dan waktu yang tepat. Selama ini usaha ke arah tersebut telah dilakukan, namun belum berhasil dengan baik. Kekurangan persediaan benih yang bermutu dalam jumlah dan waktu yang tepat disebabkan oleh belum optimalnya penanganan induk dan larva yang dihasilkan

PERBAIKAN KANDUNGAN NUTRISI PAKAN IKAN

Perbaikan kualitas dan kuantitas telur melalui perbaikan kualitas pakan induk merupakan alternatif dalam upaya mengatasi masalaha tersebut. Kandungan nutrisi pakan ikan adalah salah satu faktor penentu dalam perkembangan oosit, terutama pada awal perkembangan telur

Informasi kebutuhan nutrisi untuk ikan budi daya tersedia umumnya hanya sebatas kebutuhan nutrien makro, seperti lemak dan protein, sedangkan informasi kebutuhan mikro nutrien, seperti vitamin dan mineral masih sangat terbatas.

Selain itu, penggunaan mikro nutrien ini dalam ransum pakan induk hanya mengacu kepada kebutuhan ransum secara umum untuk pertumbuhan. Dalam kondisi seperti ini, sulit mengembangkan teknologi produksi benih berkualitas secara massal.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa kualitas pakan termasuk nutrien mikro yang merupakan faktor penting yang berhubungan erat dengan kematangan gonad, jumlah telur yang diproduksi, dan kualitas telur dan larva. Kualitas telur merupakan refleksi keadaan kimia nutrisi kuning telur yang sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi pakan yang diterima oleh induk.

Beberapa nutrien mikro maupun asam-asam lemak esensial yang terkandung dalam ransum pakan ikan akan diakumulasikan dalam telur untuk digunakan sebagai energi maupun senyawa pembentuk jaringan tubuh selama proses perkembangan embrio (embriogenesis) maupun larva. Saat telur menetas sumber energi untuk perkembangan larva ikan sangat bergantung pada material bawaan telur yang telah disiapkan oleh induk dan fase ini merupakan fase yang paling kritis.

Material telur yang mengalami defisiensi gizi menimbulkan gangguan dalam perkembangan larva dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Keberadaan nutrien dalam telur ini merupakan akumulasi nutrien pada fase pematangan gonad.

Secara alamiah, proses vitelogenesis memerlukan interaksi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi vitelogenesis antara lain temperatur, naik turunnya permukaan air, curah hujan, debit air, feromon, dan pakan.

Pakan induk yang dapat mempengaruhi vitelogenesis adalah pakan yang berkualitas, yaitu pakan yang mengandung protein, lemak, vitamin E, vitamin C, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan ikan sebagai bahan pembentuk vitelogenin. Faktor internal adalah ketersediaan hormon-hormon steroid, gonad terutama estradiot-17 dalam tingkat yang dapat merangsang vitelogenesis.

PENGARUH VITAMIN C PADA PAKAN

Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas telur dan larva ikan lele, perlu diadakan perbaikan pengelolaan reproduksi dengan cara mepercepat kematangan gonad melalui penggunaan hormon eksogen dan perbaikan nutrisi induk terutama kebutuhan akan vitamin C. Informasi kebutuhan vitamin C saat siklus reproduksi serta pengaruhnya pada perkembangan ovarium dan perkembangan larva ikan lele belum ada, padahal informasi ini sangat bermanfaat dalam penyusunan ransum yang tepat untuk induk ikan lele sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan reproduksi ikan tersebut.

Vitamin C merupakan salah satu nutrien mikro yang dibutuhkan oleh induk ikan dalam proses reproduksi. Hal ini didasarkan pada adanya fluktuasi kandungan vitamin c ovarium selama berlangsungnya siklus reproduksi pada bagian spesies ikan.

Kandungan vitamin C dalam ovarium akan meningkat pada awal perkembangannnya dan kemudian menurun pada fase akhir sebelum ovulasi. Ikan tidak mampu mensintesis vitamin C sehingga untuk mempertahankan metabolisme sel, vitamin C mutlak harus diperoleh dari luar tubuh karena tidak terdapat enzim L-gulonolakton oksidase yang dibutuhkan untuk biosintesis vitamin C.

Peran pakan dalam perkembangan gonad penting untuk fungsi endokrin yang normal. Tingkat pemeberian pakan tampak mempengaruhi sintesis maupun pelepasan hormon dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelambatan perkembangan gonad karena kekurangan pakan mungkin dapat menyebabkan kadar gonadotropin rendah yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis, respons ovari yang kurang atau mungkin kegagalan ovari untuk menghasilkan jumlah estrogen yang cukup

PENGARUH KERJA HORMON

Seperti yang dijelaskan diatas, disamping ketersediaan materi baik kualitas maupun kuantitas untuk mendukung proses reproduksi, kerja hormon juga diperlukan untuk mempercapat dan meningkatkan proses sintesis vitelogenin dan penyerapannya oleh telur.

Estradisol-17 merupakan hormon perangsang biosintesis vitelogenin di hati. Disamping itu estradisol-17 didalam darah memberikan rangsangan baik terhadap hipofisis dan hipotalamus ikan. Rangsangan yang diberikan estradisol-17 kepada hipofisis ikan adalah rangsangan dalam proses pembentukan gonadotropin yang juga berperan dalam membantu proses penyerapan vitelogenin.

Vitelogenin yang disintesis dihati dengan bantuan hormon estradisol-17 disekresikan ke dalam aliran darah menuju gonad. Oleh karena adanya peranan estradisol-17 pada biosintesis vitelogenin. Penambahan estradisol-17 melalui implan pada induk ikan diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan estradisol-17 yang optimum untuk merangsang hati menyintesis dan menyekresi vitelogenin kedalam darah sehingga konsentrasi vitelogenin dalam darah akan meningkat dengan demikian, penyerapan vitelogenin oleh oosit akan berjalan lancar.

PENDEKATAN LINGKUNGAN, PAKAN, DAN HORMON

Dengan melakukan pendekatan-pendekatan diatas maka diharapkan telur yang dihasilkan akan mempunyai derajat pembuahan dan derajat tetas yang tinggi sehingga larva yang dihasilkan bekualitas baik dengan ketahanan hidup yang prima. Namun, usaha-usaha pendekatan tersebut sering dilakukan secara parsial dan tidak bersifat menyeluruh. Pendekatan yang baik adalah mengkombinasikan antara lingkungan, pakan dan hormon.

Faktor lingkungan sangat kompleks dan sukar ditiru sehingga kombinasi antara pakan dan hormonlah yang sangat dimungkinkan, tetapi dengan memperhatikan faktor lingkungan optimal yang mendukung proses reproduksi.

Dalam upaya meningkatkan kualitas telur yang pada ahirnya dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan, dilakukan dengan mengkombinasikan pendekatan nutrisi dan hormonal. Di samping itu, kebutuhan vitamin C induk ikan lele dumbo yang berkaitan dengan akumulasi material telur dalam rangka memperoleh benih dengan kualitas yang baik belum tersedia.
Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh penambahan ascorbyl phosphate magnesium sebagai sumber vitamin C pada pakan dan hormon estradiol- 17 pada pematangan gonad, kualitas telur, dan ketahanan hidup larva ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ). dengan kombinasi tersebut diharapkan akan lebih memaksimalkan proses reproduksi sehingga diharapkan materi yang masuk dapat dengan optimal diserap telur dan pada ahirnya dapat meningkatkan kualitas telur dan larva.

No comments:

Post a Comment